Tertipu Dokter Gadungan

Geleng-geleng kepala saya di tahun 2022 ini. Masih saja ada dokter gadungan yang wara-wiri. Ternyata tertangkap pula yang dari satu provinsi. Kasus terbaru yang menipu sampai kawin, sungguh sangat unik. Membuat jari saya akhirnya tergelitik untuk mengetik. Teman-teman awam yang butuh pertolongan dokter, maupun yang sedang jatuh cinta dengan dokter (ayayay). Waspada! Jangan sampai tertipu dokter gadungan!

Dokter gadungan: Main dokter-dokteran

Siapa yang berhak menyandang gelar dokter?

Kurikulum terus berkembang, standar kompetensi semakin jelas dan terukur. Beberapa perubahan terjadi pada pendidikan kedokteran, termasuk pada kapan seseorang mendapatkan gelar dokter. Dahulu, gelar dokter didapatkan setelah menempuh pendidikan profesi selama 2 tahun. Pendidikan profesi dokter boleh diikuti bila telah lulus dengan gelar S.Ked (Sarjana Kedokteran), yang didapatkan dari 4 tahun preklinik (S1). Sekarang, S.Ked dapat ditempuh dalam 3,5 tahun. Pilihan setelah lulus S.Ked memang bisa macam-macam. Ada yang jalur mainstream, ada yang ambil jeda untuk langsung kuliah S2 dan kembali lagi kuliah profesi, ada pula yang benar-benar stop untuk meneruskan rencana lain. Mahasiswa yang menjalani pendidikan profesi disebut sebagai ‘dokter muda’ atau sering dipanggil CoAss (CoAssistant) .

Mulai tahun 2007, sudah diberlakukan Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI). Pernah ada masa awal dimana UKDI dilaksanakan setelah dinyatakan lulus mendapatkan gelar dokter. Namun, setelahnya berubah, gelar dokter baru bisa didapatkan setelah lulus UKDI. Mulai tahun 2014, UKDI diganti dengan Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). Mahasiswa yang lulus akan mendapatkan sertifikat kompetensi dari Kolegium Kedokteran Indonesia (KKI).

Baru lulus dengan gelar dokter, langsung bisa praktik?

Praktik untuk mulai mencari duit? Tentu tidak. Karena setelah perjuangan yang menghabiskan uang, waktu, dan tenaga itu, masih ada tahap internsip (internship). Pada tahap ini, dokter -yang tidak boleh praktik mandiri, tidak berduit, telah dinyatakan mampu dan kompeten namun berada pada posisi tidak berwenang- akan mendapat Surat Tanda Registrasi (STR) khusus internsip. Penggunaan STR tersebut terbatas hanya pada rumah sakit atau fasilitas kesehatan tempat yang bersangkutan terdaftar menjalani internsip, selama 1 tahun.

Setelah dinyatakan selesai, dokter internsip akan mendapatkan Sertifikat Tanda Selesai Internsip yang dikeluarkan oleh Komite Internsip Dokter Indonesia. Surat ini merupakan salah satu syarat untuk mengajukan STR dokter (yeahhh finally). Setelah ada STR dokter, baru bisa mengajukan Surat Izin Praktik (SIP). Bila dipersingkat, kira-kira alur penderitaan perjalanan seseorang yang menghabiskan masa mudanya hingga sampai menjadi dokter yang dapat berpraktik mandiri kurang lebih seperti ini:

Bagaimana, Bunda? Masih semangat untuk menyarankan anak kuliah kedokteran?

Cerita tentang perjalanan setelah tamat dokter ada di postingan lama saya: Mau dibawa kemana? Nanti mampir, ya!

Praktik dokter gadungan modal pede

Setelah membaca gambaran perjalanan di atas, tentunya sudah mulai dipahami bahwa sekolah S1 kedokteran saja tidak membuat seseorang bergelar dokter. Tidak lulus ujian kompetensi sehingga belum mendapat STR, juga belum boleh menyandang gelar dokter. Belum mendapatkan SIP artinya belum bisa praktik dokter. Apalagi hanya berdasarkan ‘kelihatannya’, ‘keikhlasannya menolong’, ‘keramaian yang berobat di tempatnya’. Ada orang yang tertipu dokter gadungan, tapi tetap kekeuh berobat meski sudah diberi tahu, karena sang “dokter” tampak meyakinkan. Padahal, semakin orang banyak belajar, justru semakin merasa banyak hal yang belum diketahui, makin berhati-hati. Maka tidak heran, ada orang yang tidak menempuh pendidikan kedokteran namun sangat pede menjadi ‘dokter’.

Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu wujud tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.

Pasal 17 Kode Etik Kedokteran Indonesia (2012):

Selama tidak darurat, dokter tidak boleh asal menerapkan praktik kedokteran kepada orang lain tanpa izin. Bergelar dokter tanpa SIP, misalnya, tidak lantas boleh berpraktik “suntik kecantikan” atau buka jasa sunat yang merupakan tindakan invasif. Kondisi darurat pun, bila ada yang lebih ahli di sekitar dan dalam keadaan bersedia melakukan pertolongan, kewajiban melakukan pertolongan menjadi gugur. Apalagi yang pura-pura jadi dokter, tidak perlu repot-repot mengambil yang bukan menjadi tanggung jawabmu. Untuk para dokter gadungan, jangan pakai alasan kemanusiaan, Apa karena ujung-ujungnya duit?

dokter gadungan OKU
Sumber: https://sumsel.inews.id/berita/santai-didatangi-polisi-dan-idi-dokter-gadungan-ini-ternyata-mahasiswa-do-di-palembang

Mencari informasi eksistensi dokter

Tenyata yang sebelumnya belum cukup aneh, berita terbaru ini lebih mencengangkan. Tidak melulu soal duit, bisa jadi demi memikat sang idaman, oknum berperan menjadi dokter gadungan. Sudah pernah saya tulis sebelumnya, tentang beberapa alasan mencari pasangan dokter. Dipikirnya pujaan hati bakal terpikat dengan mudah? Ternyata ada korbannya:

dokter gadungan jambi
Sumber: https://batam.tribunnews.com/2022/06/16/wanita-asal-jambi-dinikahi-dokter-gadungan-selama-10-bulan-sang-suami-ternyata-seorang-perempuan

Baiklah, nampaknya dunia sudah semakin menuju titik akhir. Kalaupun sulit dibendung, tinggal kita saja yang mesti dapat membedakan ke-halu-an oknum ini.

Cek dokter teregistrasi KKI: menghindari dokter gadungan

Untuk mengetahui seseorang adalah benar seorang dokter, sangatlah mudah teman-teman! Silakan search ‘KKI’ atau ‘konsil kedokteran Indonesia’, lalu pilih ‘cek dokter’:

cek dokter

Teman-teman juga bisa langsung klik link pencarian dokter ini. Selanjutnya akan keluar tampilan hasil pencarian. Masukkan nama asli (sebaiknya nama lengkap) dan ketik captcha untuk verifikasi. Bila hasil tidak keluar berarti ada beberapa kemungkinan: 1) Nama yang diketik salah (misal salah/kurang huruf), 2) Nama yang diketik bukan nama asli dokter tersebut, 3) Nama yang diketik asli tapi dokter gadungan.

Contoh data dokter yang tidak ditemukan

Sebelum menuduh, pastikan telah memasukkan nama asli yang benar sesuai kartu tanda penduduk (KTP) yang bersangkutan. Ngaku KTP-nya belum jadi? Minta perlihatkan surat izin mengemudi (SIM). Tidak punya SIM? Minta perlihatkan ijazah-ijazah manapun yang ada. Seluruh ijazah ketinggalan di kampung dan tidak punya softcopy-nya di era yang canggih ini? Minta perlihatkan akta kelahiran. Tidak juga memegang akta kelahiran? Dude, it’s possible that He/She didn’t even exist!

Cek keaktifan STR

Bila seseorang sempat memperoleh gelar dokter, maka PASTI namanya akan bisa dicari di laman KKI. Bila ingin meneruskan praktik, STR harus diperbarui setiap 5 tahun (sekarang sesuai tanggal lahir). Meskipun dokter resmi, hasil pencarian bisa berbeda status:

Tangkapan layar hasil pencarian dokter: A) STR internship, B) Dokter yang STR-nya habis masa berlaku, C) Dokter yang STR-nya masih aktif

Apakah dokter yang STR-nya habis masa berlaku adalah dokter gadungan? Tidak. Hal ini hanya berarti bahwa dokter tersebut pasti tidak punya izin praktik (SIP). Beberapa dokter tidak turun langsung di jalur pelayanan medis. Ada yang memilih profesi di bidang akademis, bidang administrasi kesehatan, pemangku kebijakan kesehatan di berbagai tingkat, bahkan ada yang memilih menjalani profesi tersulit di dunia: Menjadi ibu rumah tangga. Bila membutuhkan pelayanan medis, teman-teman bisa memilih dokter lain yang STR nya aktif. Namun bila sekedar membutuhkan informasi kesehatan, dokter non-SIP tetap bisa memberikan. Karena seorang dokter harus tetap update dengan pengetahuan kedokteran dan kesehatan terkini, meskipun tidak praktik.

Cek tempat praktik dokter

Teman-teman bisa mencari nama dokter yang ingin dituju melalui Google. Tambahkan jadwal praktik di kata kuncinya, terkadang bisa keluar informasi tempat praktiknya. Bila ingin mencari nama dokter yang praktik di rumah sakit tertentu, bisa didapatkan dari website atau akun media sosial resmi rumah sakit tersebut. Saya sarankan untuk mencari di Instagram. Banyak rumah sakit memasukkan jadwal praktik di highlight, ataupun mencantumkan link pendaftaran.

Bagaimana teman-teman? Sudah mulai praktik mencari informasi dokter sesuai panduan? Semoga kasus tertipu dokter gadungan tidak terjadi lagi. Silakan menyebarluaskan informasi ini kepada teman-teman dan keluarga yang lain, ya! Jangan lupa meninggalkan komentar 🙂

Tautan informasi utama:
http://www.kki.go.id/
https://internsip.kemkes.go.id/
https://mkekidi.id/kode-etik-kedokteran-indonesia/

Digiprove sealCopyright secured by Digiprove © 2022

33 thoughts on “Tertipu Dokter Gadungan”

  1. Iya nih, saya tahu kasusnya juga .. antara kasihan, gemas, dan sedih juga .. ya Allah … ada saja akal2an orang dan ada saja yang tertipu oleh dokter gadungan. Ternyata bisa dicek keaslian si dokter ya ….

    Reply
  2. Pas awal baca thread si cewek yang jadi korban, aku gak habis pikir masih ada orang yang berani nipu dan sok-sokan jadi dokter. Sampe coba infus segala ya ampun. Malu-maluin Sumsel pula itu si pelakunya. Mesti dihukum berat.

    Dari tulisan ini aku jadi tahu tempat untuk ngecek keaslian seorang dokter. Gak hanya statusnya tapi juga keaktifannya. Jadi, kalau nemu keanehan, bisa langsung dicek sendiri ya. Ah, semoga gak akan ada lagi korban kayak gitu.

    Reply
  3. Kebetulan suamiku dokter. Itu beritanya ngaku dokter bedah saraf tapi sering dirumah. Meanwhile suamikua ortopedi sering ngacir dari rumah haha. Lama banget emang pendidikan dokter. Suamiku lulus spesialis dan itungannya langsung (ga pakai kerja sekian tahun), baru lulus spesialis usia 30 tahun

    Reply
  4. Di kampung saya, lulusan diploma kebidanan dan keperawatan saja sudah banyak yg buka praktek lho. Terima pengobatan seperti dokter gitu, bahkan buka jasa khitanan juga

    Reply
  5. Lha bener banget ini harus waspada sama dokter gadungan, karena banyak kasus yang terjadi, yang mana awalnya bermula dari media sosial, lalu berlanjut ke praktik2 ilegal. Bahkan ada pula yg dokter kandungan gadungan yg praktik aborsi dsb

    Reply
  6. asli saya nggak habis pikir sama mbak yang tertipu sama dokter gadungan itu. mana ternyata perempuan lagi. kok bisa gitu lho selama 10 bulan nikah nggak sadar kalau suaminya adalah perempuan memangnya suaminya nggak pernah buka baju?

    Reply
  7. Duh duh masih aja ada dokter gadungan… saya punya saudara dan teman-teman yang jadi dokter. Lulus kuliah aja masih ambil sekolah lagi, spesialisasi. Trus praktek di daerah terpencil. Banyak tahapannya untuk bisa praktek, apalagi buka klinik praktek sendiri.

    Reply
  8. Wah akhirnya baca info selengkap ini perihal perjuangan untuk beneran ‘disebut’ dokter, boleh praktek ..dst..dll
    Panjang beud, sungguh salut!
    Profesi mulia yang butuh perjalanan panjang untuk meraihnya,
    Lalu ada yang ngaku-ngaku menjadi dokter
    Dokter gadungan, duh…di cek detilnya bisa ya kini benar- tidaknya dokter dia, mudah pula!

    Reply
  9. Ngeri ya ternyata ada juga dokter gadungan, kebayang gimana ngasih obatnya kalau kebetulan ada pasien yang berobat dengan dokter gadungan tersebut, padahal untuk mendapatkan gelar dokter dan bisa membuka praktek bukanlah hal yang mudah, butuh proses panjang dan tentunya biaya yang tidak sedikit.

    Reply
  10. iya sih, perjlnan utk jd dokter tuh panjang, apalg yg ngambil kuliah spesialis. tmn kosan sy byk yg ppds di UI mrk praktiknya d rs cipto. duh mereka asli sibuk, sambil belajar hrs jaga d rs jg

    Reply
  11. Kak Amel sarjana kedokteran juga kah?
    Bahasannya dalam dan membuat pembaca memahami bagaimana dan apa yang harus dilakukan ketika bertemu dengan dokter yang mencurigakan. Heheh.. BIasanya kalau berobat ke RS, kemungkinan kecil bertemu dokter gadungan yaah..

    Reply
  12. Wah iya nih.. aku jugavlagi cari dokter gigi dan sebenarnya terbantu dengan adanya info2 seperti ini.

    Jadi lebih “ngeh” seneng jika mendapat informasi yang valid makasih ya mbak

    Reply
  13. Aku juga penasaran ketika baca di LineToday, seorang suami (tapi wanita) yang pura-pura menjadi dokter. Langsung baca dan cari utasnya di Twitter.

    Kejahatannya double sih ya, udah mah nipu, eh juga pemalsuan identitas. Kadang info-info seperti ini penting, agar kita tidak mudah percaya terhadap orang lain dan profesinya.

    Reply
  14. Asli beritanya wara wiri rai ya mba heheheh aku awalnya juga nggak tahu. Tapi kok bisa bisanya nya ya. Untung ada tulisan mba Amel yang mencerahkan ini jadi mengedukasi juga.

    Reply
  15. Wah iya, saya sampai merinding dengar kasus seorang wanita tertipu dokter gadungan. Sampai menikah dan ternyata yang mengaku dokter itu seorang wanita jugam Duh, itu benar-benar seram.. Menjadi seorang dokter memang perjuangannya panjang dan lama ya ternyata. Terima kasih sudah berbagi info yang mengedukasi ini Mbak.

    Reply
  16. serem amaatt. kadang kalo lingkungan kita udah terlanjur memercaya, kitanya juga jadi lupa apa itu crosscheck ya. kalo lagi selo saya suka googling nama dokter trus cari tau praktik di mana, dll. semoga ga makin banyak kejahatan seperti ini. (Dian)

    Reply
  17. Aku juga heran mengapa beberapa orang bisa kepengen punya pasangan dokter? Andai mereka tahu kerja seorang dokter itu menyita waktu. Karena ada beberapa anggota keluarga menjadi dokter gigi dan spesialis, juga dokter umum. Dan bener sekolah nya lama, belum internsip nya yang butuh waktu juga. Yang pasti sih untuk memilih dokter tempat praktek mending ke rumah sakit atau klinik. Yang jelas terpampang ijin praktek dan bisa dicek ya

    Reply
  18. Dokter gadungan ini mengingatkanku akan salah satu novel Mira. W
    Mungkin bisa dibilang bukan gadungan yaa.. Tapi belum selesai serangkaian untuk pengukuhan menjadi dokternya.
    Dan benar, sekolahnya lama, prakteknya pun juga. Kudu sabar, kudu hati-hati karena menyangkut nyawa orang.

    Reply
  19. Memang kalau mau berobat mending langsung ke yang asli dan terpercaya, supaya tidak terjadi hal hal seperti ini.. Apalagi banyak platform yang bisa digunakan untuk mencari dokter seperti yang disebutkan diatas.. Masalah kesehatan jangan buat main-main, taruhannya nyawa.

    Reply
  20. Astaga, pelik juga ya perjalanan menjadi seorang dokter tuh. Langsung shock saya ngelihat rute perjalanan seorang dokter.

    Berarti rerata, usia dokter ketika udah mengantongi izin praktik itu berapa ya?

    Reply

Leave a Comment

Share via
Copy link
Powered by Social Snap